Apakah Mesin Pencari Melemahkan Ingatan?


Bagi generasi yang sejak kecilnya sudah dipertemukan dengan perkembangan Internet, pastinya memiliki pengalaman belajar yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Seberapa besar pengaruh Internet terhadap pembelajaran oleh generasi tersebut menurut saya sangatlah bergantung pada cara pandang para pembina atau pendamping dari generasi tersebut, dalam hal ini termasuk orang tua. Namun dalam hal ini yang mungkin menjadi permasalahan adalah seberapa dekat generasi pembina/pendamping (orang tua) dalam memberikan arahan atau bantuannya kepada generasi baru dan anak-anak saat ini untuk dapat menggunakan segala macam sesumber informasi atau alat bantu yang yang tersedia 24 jam 7 hari seminggu tanpa dibatasi oleh ruang atau waktu.

Segala macam bentuk informasi dapat diperoleh dengan sangatlah mudah bagi siapa saja, termasuk generasi saat ini. Salah satu layanan tersebut adalah mesin pencari, seperti Google, Yahoo!, Bing. Mengapa layanan pencari informasi Internet ini menjadi sorotan saya? Betapa tidak, ketika kita ditanya oleh seseorang dan kita tidak tahu tentang jawaban dari pertanyaan tersebut, maka hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan adalah mencari jawabannya menggunakan mesin pencari. Sekarang yang penting untuk perlu diperhatikan adalah seberapa tepat atau benar informasi yang diperoleh berdasar segala bentuk macam informasi yang diberikan oleh mesin pencari kepada kita berdasar kata-kata yang kita cari. Di sinilah pentingnya ilmu information literacy. Teman-teman perpustakaan lebih mengetahui lebih dalam tentang hal ini, sehingga memang ada baiknya juga jika penyebaran tentang ilmu tersebut perlu terus diberikan, bahkan kepada anak-anak, remaja, atau siapapun.

Sekarang kembali kepada pertanyaan yang saya jadikan judul tulisan ini. Secara prinsip bisa saja mesin pencari menjadikan kita bermalas-malasan untuk melakukan penelusuran dengan nalar logika kita sebagai makhluk yang paling cerdas di dunia ini. Seolah-olah segala macam bentuk pertanyaan yang muncul dibenak kita, dapat terjawab dengan mudah oleh mesin pencari. Padahal tentunya, pengalaman untuk menalar dari setiap hasil pencarian yang dikembalikan oleh mesin pencari akan dapat memberikan pengalaman kita untuk dapat memahami bagaimana kita akan memahami sesuatu.

Jika kita memutuskan untuk menerima apa adanya dari setiap hasil pencarian tanpa perlu menelaahnya, tentunya akan membuat kita bersikap “pasrah”. Sikap inilah yang mungkin saja membuat kita tidak ingin mengingat ataupun memahami lebih dalam tentang suatu topik. Informasi yang bersifat “singkat”, “pendek” saat ini lebih disukai untuk dibaca daripada informasi yang lebih lengkap. Sehingga tidak heran jika informasi yang bersifat “flash” lebih menarik, karena tidak perlu memakan waktu banyak untuk membaca dan memahaminya. Jika kebiasaan-kebiasaan ini diteruskan tentunya akan semakin mendorong siapapun yang terjebak dalam pola tersebut akan semakin menjauhi sumber informasi yang lebih lengkap dan terpadu, seperti buku misalnya.

Demikian pemikiran saya, tentunya ini jauh dari kesempurnaan. 😀